Mari kita perhatikan slide berikut ini
Jumat, 18 Desember 2015
Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas VII SMP/MTs
Selamat pagi siswa-siswi, terutama kelas VII SMP/MTs, kali ini kita akan mempelajari bilangan bulat yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Mari kita perhatikan slide berikut ini
Mari kita perhatikan slide berikut ini
Rabu, 16 Desember 2015
Powerfull Ala Wenni, Yuk hijrah menuju powerpoint berkualitas
Untuk menyampaikan sesuatu hal, kadangkala seseorang memerlukan cara yang efektif.
Kadangkala mereka tidak menyadari, ada hal-hal yang tidak perlu untuk ditampilkan dalam suatu presentasi. Ketika kita menyajikan sesuatu, kadang kita melupakan beberapa hal yang penting. Semoga tips berikut ini berguna.
Mari kita hijrah menuju presentasi berkualitas yuk...
Kadangkala mereka tidak menyadari, ada hal-hal yang tidak perlu untuk ditampilkan dalam suatu presentasi. Ketika kita menyajikan sesuatu, kadang kita melupakan beberapa hal yang penting. Semoga tips berikut ini berguna.
Mari kita hijrah menuju presentasi berkualitas yuk...
Jumat, 18 September 2015
Lima Budaya Kerja Kemenag
Tanpa terasa diklat teknis substantif Peningkatan Kompetensi
Evaluasi Pendidikan Bagi Guru MTs sudah menjelang hari-hari terakhir, namun
aku baru bisa menuliskannya malam ini. Pertama karena sinyal kurang
bersahabat dan aku baru tahu password wifi lantai 3 Pusdiklat nih. (BTW baru
dapat pagi tadi nih password, diberitahu sama ketua kelas).
Aku ingin berbagi pengalamanku tentang diklat ini kawan,
maukah kalian kembali membacanya? Baiklah, simak ya....
Selasa tanggal 15 September 2015 hari kedua diklat dimulai pukul
07.30 WIB kegiatan pembukaan dimulai dan dibuka oleh Kepala Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama Bapak Prof.Dr. Abd. Rahman Mas’ud, M.Pd. Menurut
beliau seorang guru harus Mastering (Menguasai), Loving (Mencintai), dan Penuh
Energik / antusias di hadapan peserta didik.
Yang paling penting dari seorang
guru adalah keteladanan /memberi contoh. Di hadapan 120 peserta diklat dari 4
angkatan yaitu diklat teknis substantif Peningkatan Kompetensi PKG dan PKB Bagi
guru MA, diklat teknis substantif peningkatan kompetensi PKG dan PKB bagi guru
MTs, diklat teknis substantif Peningkatan Kompetensi Media Pembelajaran
Berbasis web bagi guru MTs dan Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi
Evaluasi Pendidikan bagi guru MTs ,yang masing-masing angkatan sebanyak 30
orang. Beliau menginginkan setiap guru memiliki tekad dan usaha dalam
memberikan keteladanan. Tantangan guru di abad 21 mengharuskan setiap guru
menguasai komputer dan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Pendidikan akan
membawa perubahan ke arah lebih baik sehingga guru sebagai ujung tombak perlu
mempunyai pemahaman yang mendalam dan profesionalitas.
Lima budaya kerja kementerian agama yaitu Integritas
(keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik dan
benar); Profesionalitas (bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu
dengan hasil terbaik); Inovasi (Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi
hal baru yang lebih baik); Tanggung Jawab (bekerja secara tuntas dan konsekuen)
dan Keteladanan (Menjadi Contoh yang baik bagi orang lain).
Sesudah rehat, Materi Kebijakan Diklat Tenaga Teknis
Keagamaan oleh Dr.H.M.Kusasi, M.Pd sebagai Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan. Ternyata beliau dari Kalimantan Selatan. Ternyata banyak hal yang perlu kami gali dan
benahi terutama dari diri kami sendiri antara lain pola pikir, cara pandang
terhadap sesuatu, dan lain sebagainya. Beliau mengupas lima budaya kerja
kementerian agama, yaitu:
1.
Integritas (keselarasan antara hati, pikiran,
perkataan, dan perbuatan yang baik dan benar);
2.
Profesionalitas
(bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik);
3.
Inovasi
(Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik);
4.
Tanggung Jawab (bekerja secara tuntas dan
konsekuen)
5.
Keteladanan
(Menjadi Contoh yang baik bagi orang lain).
Barangkali kita perlu mengupas lebih
dalam mengenai lima budaya kerja kementerian agama ini kawan.
1.
1. Integritas,
Indikasi positif : bertekad dan
berkemauan untuk berbuat yang benar; berpikir positif, arif, dan bijaksana
dalam melaksanakan tugas dan fungsi; Mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku; Menolak korupsi, suap atau gratifikasi
Indikasi negatif : Melanggar sumpah
dan janji pegawai/jabatan; Melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi;
menerima pemberian dalam bentuk apapun di luar ketentuan.
2. 2.
Profesionalitas
Indikator positif : Melakukan
pekerjaan sesuai kompetensi jabatan; Disiplin dan bersungguh-sungguh dalam
bekerja; Melakukan pekerjaan secara teukur; Melaksanakan dan menyelesaikan
tugas tepat waktu; Menerima reward and punishment sesuai dengan ketentuan.
Indikasi negatif : Melakukan
pekerjaan tanpa perencanaan yang matang; Melakukan pekerjaan tidak sesuai
dengan tugas dan fungsi; Malas dalam bekerja; Melakukan pekerjaan dengan hasil
yang tidak sesuai dengan standar.
3.
Inovasi
Indikator positif : Selalu melakukan
penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjutan; Bersikap terbuka dalam
menerima ide-ide baru yang konstruktif; Meningkatkan kompetensi dan kapasitas
pribadi; Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah;
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif
dan efisien
Indikator negatif : Merasa cepat puas
dengan hasil yang dicapai; bersikap apatis dalam merespons kebutuhan
stakeholder dan user; Malas belajar, bertanya dan berdiskusi; Bersikap tertutup
terhadap ide-ide pengembangan.
4.
Tanggung
Jawab
Indikasi Positif: Menyelesaikan
pekerjaan dengan baik dan tepat waktu; Berani mengakui kesalahan, bersedia
menerima konsekuensi, dan melakukan langkah-langkah perbaikan; Mengatasi
masalah dengan segera; Komitmen dengan tugas yang diberikan
Indikasi negatif: Lalai dalam
melaksanakan tugas; Menunda-nunda dan/atau menghindar dalam melaksanakan tugas;
Selalu merasa benar dan suka menyalahkan orang lain; Menolak resiko atas hasil
pekerjaan; Memilih-milih pekerjaan sesuai dengan keinginan pribadi;
Menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab.
5.
Keteladanan
Indikasi positif : Berakhlak terpui,
Memberikan pelayanan dengan sikap yang baik, penuh keramahan dan adil;
Membimbing dan memberikan arahan kepada bawahan dan teman sejawat; Melakukan
pekerjaan yang baik dimulai dari diri sendiri
Indikasi negatif : Berakhlak tercela;
Melayani dengan seadanya dan sikap setengah hati; Memperlakukan orang berbeda-beda
secara subjektif; Melanggar peraturan perundang-undangan; Melakukan pembiaran
terhadap bentuk pelanggaran.
Selanjutnya masih pada hari yang
sama, kamipun mulai mendapatkan materi Building
Learning Commitment (BLC) dari Dr. Monica H. Sudaryati,M.Si. Dalam mata diklat ini dimaksudkan agar peserta
didik mampu menciptakan komitmen tentang kebiasaan dan perilaku yang positif
serta menghindari kebiasaan perilaku yang negatif untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif sehinggga akan memperoleh manfaat maksimal dari
proses pembelajaran yang diikuti.
Pada pembelajaran mata diklat BLC
ini peserta diklat diharapkan mampu merumuskan,
menyepakati komitmen belajar yang telah disepakati untuk dilaksanakan dan ditaati pada kegiatan diklat.
Barangkali itulah ceritaku kawan (ah, itu sih terlalu formal mungkin yang
tersirat dalam benak kalian) namun aku bangga berada disini, mengikuti
diklat bersama narasumber yang pintar-pintar dan peserta hebat. Jangan bosan menunggu cerita aku nanti ya
kawan….
Selasa, 15 September 2015
JANGAN TAKUT BERMIMPI KAWAN
Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah sampai engkau
meraihnya
Petikan lagu laskar pelangi yang dinyanyikan oleh Nidji itu sangat kusuka.De Javu, impian yang jadi kenyataaan. Barangkali itulah yang kembali aku alami kawan. Terserah kalian bilang aku seorang pemimpi. Namun dari impian-impian itu aku menemukan kepuasan jika aku mampu menggapainya. Jika aku gagal maka aku anggap itu hanyalah bunga tidur yang tak patut disesali jika kita tak berhasil. Mudah bukan?
Kali ini aku menemukan mimpiku bisa berada
di pusdiklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan. Bisa ikut diklat disana
merupakan impianku semenjak diangkat jadi guru dibawah kementerian agama. Bagi sebagian
orang ini mungkin norak, tapi tidak bagiku.
Perjalanan menuju ke sini kuanggap suatu
keajaiban. Berawal dari keberhasilan menjadi guru prestasi MTs tingkat propinsi,
aku ditugaskan kementerian agama Prov Kalsel untuk berangkat diklat. Tahukah
kalian bagaimana perasaanku saat itu? Tubuhku serasa melambung ke awan,
impianku tercapai juga kawan. Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan segala karunia. Terima kasih kepada Kanwil Kementerian
Agama Propinsi Kalimantan Selatan terutama Seksi Pendidikan Madrasah yang telah
memberi kesempatan ini. Terima kasih kepada Kementerian agama kota Banjarmasin
dan kepala Sekolah MTs muhammmadiyah 1 Banjarmasin yang telah mendukung dan
memberikan ijin sehingga aku bisa berada disini untuk mengikuti diklat Teknis
Substantif Peningkatan Kompetensi Evaluasi Pendidikan Bagai Guru MTs mewakili
Propinsi Kalimantan Selatan.
Maukah kalian membaca perjalanan keberangkatan kami kawan? Baiklah aku akan bercerita, pesawat Garuda yang membawa kami ke Jakarta seharusnya berangkat pukul 09.20 Wita. Namun karena kabut asap yang begitu tebal di kota kami maka semua penerbangan hari itu dellay sampai cuaca memungkinkan. Akhirnya jadilah kami berangkat pukul 12.50 Wita ke Jakarta. Oh ya, aku berangkat bareng dengan Bu Megawati dari MAN 2 Model Martapura. Beliau adalah guru berprestasi tingkat MA Provinsi Kal Sel yang ditugaskan mengikuti Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi PKG dan PKB bagi Guru MA.
Selama dalam pesawat, mungkin faktor dari cuaca sehingga pesawat terasa begitu goyang, kepalaku terasa pusing dan ngantuk, padahal aku jarang mabuk darat ataupun udara. Untunglah tidak lama pramugari yang cantik-cantik membawakan makanan dan minuman. Jadilah kami menyantap menu yang ternyata sangat enak, mungkin karena perut minta diisi karena udah jam makan.
Sampai di Bandara Sukarno Hatta Jakarta kami sudah janjian dengan sopir travel Pak Sandy nama beliau yang akan menjemput kami. Itupun rekomendasi dari Ibu Khairunnisa (beliau adalah teman sewaktu di MTsN Model Amuntai sekarang menjadi widyaiswara di balai diklat kemenag Provinsi Kalimantan Selatan). Terima kasih banyak ya Ibu Nisa…
Perjalanan melalui tol, aku lupa mencatat dan mengingat jalannya karena di perjalanan sampil menelepon dengan juniorku yang kebetulan pas ditinggal berangkat pagi sebelumnya ngamuk dulu tidak seperti biasanya. Itulah dunia anak, ternyata peran Ibu masih tak tergantikan, mereka butuh orangtua disamping. Demi tugas negara, Ibu berangkat kerja dulu ya Nak…
Sampai di Kampus Pusdiklat Tenaga Teknis kementerian Agama waktu hampir pukul 5 sore, kami langsung check in, registrasi isi biodata dan mengumpul bukti perjalanan dinas. Akhirnya kami pun mendapat kamar di lantai 3. Kebetulan kami juga sekamar dengan Bu Ning dari Jakarta.
Sampai kamar, ternyata aku dan Ibu Mega lupa membawa stop kontak (kabel listrik) padahal kami bawa laptop masing-masing. Akhirnya kami keluar kampus menyusuri jalanan Ir. H.Juanda Ciputat Tangerang Selatan sampai menemukan toko alat listrik dan makanan/minuman kecil. Tanpa terasa kami berjalan lumayan jauh, demi stop kontak tersebut. Benar-benar pengalaman seru, unik dan pasti akan kami kenang sepanjang masa.
Balik ke kampus, sudah jadwal makan malam. Kamipun langsung santap makan malam kebetulan perut juga sudah minta diisi karena waktunya makan malam.
Pukul 19.00 WIB pengarahan program dari panitia dimulai, seluruh peserta duduk sesuai kelas diklat masing-masing. Ada 4 angkatan pada diklat kali ini yakni diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi PKG dan PKB Madrasah Tsanawiyah, Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi PKG dan PKB Madrasah Aliyah, diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Media Pembelajaran Berbasis Web, dan Diklat teknis Substantif Peningkatan Evaluasi Pendidikan Bagi Guru MTs. Pesertanya 120 orang semuanya.
Barangkali itu dulu ceritaku kawan, nanti aku sambung kembali karena diklat ini masih sampai tanggal 20 September 2015. Jangan bosan membaca ceritaku kawan, satu pesanku jangan takut bermimpi dan meraih mimpi itu. Seperti diriku yang selalu punya mimpi....
bebaskan mimpimu di angkasa
warnai
bintang di jiwa
menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surgamenarilah dan terus tertawa
bersyukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia selamanya…
Kamis, 28 Mei 2015
Pengertian Kurikulum
Majunya suatu bangsa ditentukan dari bagaimana perkembangan pendidikan bagi anak bangsa itu. Untuk memperoleh pendidikan yang maju, tinggi dan berkembang perlu suatu perencanaan yang berhubungan dengan tujuan nasional pendidikan bagi bangsa itu.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional itu diperlukan seperangkat kurikulum yang menunjang untuk diberikan kepada peserta didik pada tingkat satuan pendidikan masing-masing seperti satuan pendidikan sekolah dasar, satuan pendidikan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum.
Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku tersebut kita dapat mengetahui pengertian dan dimensi kurikulum serta fungsi dan peranan suatu komponen kurikulum terhadap komponen kurikulum yang lain.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua, masyarakat dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik. Kurikulum sebagai jembatan untuk menuju tujuan pada tiap satuan pendidikan diuraikan atas beberapa mata pelajaran bagi sekolah atau beberapa mata kuliah bagi tingkat perguruan tinggi. Satu diantara mata pelajaran/mata kuliah tersebut adalah matematika.
Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya pikir serta analisa manusia. Matematika memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan kegunaan belajar matematika.
Wahyudin (2008:392) menyatakan bahwa permintaan, tantangan, dan tanggung jawab yang diberikan pada guru matematika sekolah menengah saat ini sangat besar. Guru matematika tidak saja dituntut untuk menjadi spesialis dalam content area dan pedagogical skills, tetapi mereka juga harus merespon pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat era teknologi yang senantiasa berubah. Menurut visi dan tujuan dari dokumen the National Council of Teachers of Mathematics yaitu Principles and Standards for School Mathematics, semua siswa harus mendapatkan kesempatan untuk mempelajari, mengapresiasi, dan menerapkan skill-skill, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip matematika, baik itu di dalam ataupun di luar kelas.
A.
Pengertian Kurikulum
Pengertian kurikulum terus berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai
pengertian kurikulum, maka secara teoritis agak sulit menentukan satu
pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Namun, pemahaman konsep dasar
mengenai kurikulum ini tetaplah penting adanya. Berikut ini beberapa pengertian
kurikulum ditinjau dari beberapa sudut pandang :
1. Pengertian Kurikulum Secara Etimologis
Webster’s Third New
International Distionery menyebutkan kurikulum berasal dari kata curere dalam
bahasa latin Currerre yang berarti :
1. Berlari cepat
2. Tergesa-gesa
3. Menjalani
2. Pengertian Kurikulum Secara Tradisional
Pertengahan abad ke XX pengertian kurikulum berkembang dan dipakai dalam dunia pendidikan yang berarti “sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah”. Pengertian ini termasuk juga dalam pandangan klasik, dimana disini lebih ditekankan bahwa kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah, yang mencakup pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum.
Pengertian tradisional ini
telah diterapkan dalam penyusunan kurikulum seperti Kurikulum SD dengan nama
“Rencana Pelajaran Sekolah Rakyat” tahun 1927 sampai pada tahun
1964 yang isinya sejumlah mata pelajaran yang diberikan pada kelas I s.d. kelas
VI.
3. Pengertian Kurikulum Secara Modern :
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”.
Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa “Kurikulum adalah semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah”
Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.
4.
Pengertian Kurikulum Dari Berbagai Ahli
George
A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa : “ A Curriculum is a written
document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the
education of pupils during their enrollment in given school”.
Ronald C. Doll (1974) mengatakan bahwa : “
…the curriculum has changed from content of courses study and list of subject
and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices
or direction of school.
Hilda Taba (1962) mengemukakan bahwa: “A curriculum usually contains a statement of aims and of specific objectives; it indicates some selection and organization of content; it either implies or manifests certain patterns of learning and teaching, whether because the objectives demand them or because the content organization requires them. Finally, it includes a program of evaluation of the outcomes”. Pengertian kurikulum menurut Hilda Taba menekankan pada tujuan suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola pembelajaran dan adanya evaluasi.
Unruh dan Unruh (1984) mengemukakan bahwa “curriculum is defined as a plan for achieving intended learning outcomes: a plan concerned with purposes, with what is to be learned, and with the result of instruction”. Ini berarti bahwa kurikulum merupakan suatu rencana untuk keberhasilan pembelajaran yang di dalamnya mencakup rencana yang berhubungan dengan tujuan, dengan apa yang harus dipelajari, dan dengan hasil dari pembelajaran.
Olivia
(1997) mengatakan bahwa “we may think of the curriculum as a program,
a plan, content, and learning experiences, whereas we may characterize
instruction as methods, the teaching act, implementation, and presentation”.
Olivia termasuk orang yang setuju dengan pemisahan antara kurikulum
dengan pengajaran dan merumuskan kurikulum sebagai a plan or program for all
the experiences that the learner encounters under the direction of the school.
Pendapat sedikit berbeda tentang kurikulum dikemukakan oleh Marsh (1997), dia mengemukakan bahwa kurikulum merupakan suatu hubungan antara perencanaan-perencanaan dengan pengalaman-pengalaman yang seorang siswa lengkapi di bawah bimbingan sekolah.
Schubert (1986) mengatakan: “The interpretation that teachers give to subject matter and the classroom atmosphere constitutes the curriculum that students actually experience”. Pengertian tersebut menggambarkan definisi kurikulum dalam arti teknis pendidikan. Pengertian tersebut diperlukan ketika proses pengembangan kurikulum sudah menetapkan apa yang ingin dikembangkan, model apa yang seharusnya digunakan dan bagaimana suatu dokumen harus dikembangkan. Kebanyakan dari pengertian itu berorientasi pada kurikulum sebagai upaya untuk mengembangkan diri peserta didik, pengembangan disiplin ilmu, atau kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik untuk suatu pekerjaan tertentu.
Dool (1993) memperkuat pendapatnya tentang kurikulum yang ada sekarang dengan mengatakan: ”Education and curriculum have borrowed some concepts from the stable, nonechange concept - for example, children following the pattern of their parents, IQ as discovering and quantifying an innate potentiality. However, for the most part modernist curriculum thought have adopted the closed version, one where - trough focusing - knowledge is transmitted, transferred. This is, I believe, what our best contemporary schooling is all about. Transmission frames our teaching-learning process”.
Definisi kurikulum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3)
disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
- Peningkatan iman dan takwa;
- Peningkatan akhlak mulia;
- Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
- Keragaman potensi daerah dan lingkungan;
- Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
- Tuntutan dunia kerja;
- Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
- Agama;
- Dinamika perkembangan global;
- Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Langganan:
Postingan (Atom)