Tanpa terasa diklat teknis substantif Peningkatan Kompetensi
Evaluasi Pendidikan Bagi Guru MTs sudah menjelang hari-hari terakhir, namun
aku baru bisa menuliskannya malam ini. Pertama karena sinyal kurang
bersahabat dan aku baru tahu password wifi lantai 3 Pusdiklat nih. (BTW baru
dapat pagi tadi nih password, diberitahu sama ketua kelas).
Aku ingin berbagi pengalamanku tentang diklat ini kawan,
maukah kalian kembali membacanya? Baiklah, simak ya....
Selasa tanggal 15 September 2015 hari kedua diklat dimulai pukul
07.30 WIB kegiatan pembukaan dimulai dan dibuka oleh Kepala Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama Bapak Prof.Dr. Abd. Rahman Mas’ud, M.Pd. Menurut
beliau seorang guru harus Mastering (Menguasai), Loving (Mencintai), dan Penuh
Energik / antusias di hadapan peserta didik.
Yang paling penting dari seorang
guru adalah keteladanan /memberi contoh. Di hadapan 120 peserta diklat dari 4
angkatan yaitu diklat teknis substantif Peningkatan Kompetensi PKG dan PKB Bagi
guru MA, diklat teknis substantif peningkatan kompetensi PKG dan PKB bagi guru
MTs, diklat teknis substantif Peningkatan Kompetensi Media Pembelajaran
Berbasis web bagi guru MTs dan Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi
Evaluasi Pendidikan bagi guru MTs ,yang masing-masing angkatan sebanyak 30
orang. Beliau menginginkan setiap guru memiliki tekad dan usaha dalam
memberikan keteladanan. Tantangan guru di abad 21 mengharuskan setiap guru
menguasai komputer dan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Pendidikan akan
membawa perubahan ke arah lebih baik sehingga guru sebagai ujung tombak perlu
mempunyai pemahaman yang mendalam dan profesionalitas.
Lima budaya kerja kementerian agama yaitu Integritas
(keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik dan
benar); Profesionalitas (bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu
dengan hasil terbaik); Inovasi (Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi
hal baru yang lebih baik); Tanggung Jawab (bekerja secara tuntas dan konsekuen)
dan Keteladanan (Menjadi Contoh yang baik bagi orang lain).
Sesudah rehat, Materi Kebijakan Diklat Tenaga Teknis
Keagamaan oleh Dr.H.M.Kusasi, M.Pd sebagai Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan. Ternyata beliau dari Kalimantan Selatan. Ternyata banyak hal yang perlu kami gali dan
benahi terutama dari diri kami sendiri antara lain pola pikir, cara pandang
terhadap sesuatu, dan lain sebagainya. Beliau mengupas lima budaya kerja
kementerian agama, yaitu:
1.
Integritas (keselarasan antara hati, pikiran,
perkataan, dan perbuatan yang baik dan benar);
2.
Profesionalitas
(bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik);
3.
Inovasi
(Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik);
4.
Tanggung Jawab (bekerja secara tuntas dan
konsekuen)
5.
Keteladanan
(Menjadi Contoh yang baik bagi orang lain).
Barangkali kita perlu mengupas lebih
dalam mengenai lima budaya kerja kementerian agama ini kawan.
1.
1. Integritas,
Indikasi positif : bertekad dan
berkemauan untuk berbuat yang benar; berpikir positif, arif, dan bijaksana
dalam melaksanakan tugas dan fungsi; Mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku; Menolak korupsi, suap atau gratifikasi
Indikasi negatif : Melanggar sumpah
dan janji pegawai/jabatan; Melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi;
menerima pemberian dalam bentuk apapun di luar ketentuan.
2. 2.
Profesionalitas
Indikator positif : Melakukan
pekerjaan sesuai kompetensi jabatan; Disiplin dan bersungguh-sungguh dalam
bekerja; Melakukan pekerjaan secara teukur; Melaksanakan dan menyelesaikan
tugas tepat waktu; Menerima reward and punishment sesuai dengan ketentuan.
Indikasi negatif : Melakukan
pekerjaan tanpa perencanaan yang matang; Melakukan pekerjaan tidak sesuai
dengan tugas dan fungsi; Malas dalam bekerja; Melakukan pekerjaan dengan hasil
yang tidak sesuai dengan standar.
3.
Inovasi
Indikator positif : Selalu melakukan
penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjutan; Bersikap terbuka dalam
menerima ide-ide baru yang konstruktif; Meningkatkan kompetensi dan kapasitas
pribadi; Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah;
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif
dan efisien
Indikator negatif : Merasa cepat puas
dengan hasil yang dicapai; bersikap apatis dalam merespons kebutuhan
stakeholder dan user; Malas belajar, bertanya dan berdiskusi; Bersikap tertutup
terhadap ide-ide pengembangan.
4.
Tanggung
Jawab
Indikasi Positif: Menyelesaikan
pekerjaan dengan baik dan tepat waktu; Berani mengakui kesalahan, bersedia
menerima konsekuensi, dan melakukan langkah-langkah perbaikan; Mengatasi
masalah dengan segera; Komitmen dengan tugas yang diberikan
Indikasi negatif: Lalai dalam
melaksanakan tugas; Menunda-nunda dan/atau menghindar dalam melaksanakan tugas;
Selalu merasa benar dan suka menyalahkan orang lain; Menolak resiko atas hasil
pekerjaan; Memilih-milih pekerjaan sesuai dengan keinginan pribadi;
Menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab.
5.
Keteladanan
Indikasi positif : Berakhlak terpui,
Memberikan pelayanan dengan sikap yang baik, penuh keramahan dan adil;
Membimbing dan memberikan arahan kepada bawahan dan teman sejawat; Melakukan
pekerjaan yang baik dimulai dari diri sendiri
Indikasi negatif : Berakhlak tercela;
Melayani dengan seadanya dan sikap setengah hati; Memperlakukan orang berbeda-beda
secara subjektif; Melanggar peraturan perundang-undangan; Melakukan pembiaran
terhadap bentuk pelanggaran.
Selanjutnya masih pada hari yang
sama, kamipun mulai mendapatkan materi Building
Learning Commitment (BLC) dari Dr. Monica H. Sudaryati,M.Si. Dalam mata diklat ini dimaksudkan agar peserta
didik mampu menciptakan komitmen tentang kebiasaan dan perilaku yang positif
serta menghindari kebiasaan perilaku yang negatif untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif sehinggga akan memperoleh manfaat maksimal dari
proses pembelajaran yang diikuti.
Pada pembelajaran mata diklat BLC
ini peserta diklat diharapkan mampu merumuskan,
menyepakati komitmen belajar yang telah disepakati untuk dilaksanakan dan ditaati pada kegiatan diklat.
Barangkali itulah ceritaku kawan (ah, itu sih terlalu formal mungkin yang
tersirat dalam benak kalian) namun aku bangga berada disini, mengikuti
diklat bersama narasumber yang pintar-pintar dan peserta hebat. Jangan bosan menunggu cerita aku nanti ya
kawan….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar