Jumat, 18 September 2015

Lima Budaya Kerja Kemenag



Tanpa terasa diklat teknis substantif Peningkatan Kompetensi Evaluasi Pendidikan Bagi Guru MTs sudah menjelang hari-hari terakhir, namun aku baru bisa menuliskannya malam ini. Pertama karena sinyal kurang bersahabat dan aku baru tahu password wifi lantai 3 Pusdiklat nih. (BTW baru dapat pagi tadi nih password, diberitahu sama ketua kelas).

Aku ingin berbagi pengalamanku tentang diklat ini kawan, maukah kalian kembali membacanya? Baiklah, simak ya....
Selasa tanggal 15 September 2015 hari kedua diklat dimulai pukul 07.30 WIB kegiatan pembukaan dimulai dan dibuka oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Bapak Prof.Dr. Abd. Rahman Mas’ud, M.Pd. Menurut beliau seorang guru harus Mastering (Menguasai), Loving (Mencintai), dan Penuh Energik / antusias di hadapan peserta didik. 

Yang paling penting dari seorang guru adalah keteladanan /memberi contoh. Di hadapan 120 peserta diklat dari 4 angkatan yaitu diklat teknis substantif Peningkatan Kompetensi PKG dan PKB Bagi guru MA, diklat teknis substantif peningkatan kompetensi PKG dan PKB bagi guru MTs, diklat teknis substantif Peningkatan Kompetensi Media Pembelajaran Berbasis web bagi guru MTs dan Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Evaluasi Pendidikan bagi guru MTs ,yang masing-masing angkatan sebanyak 30 orang. Beliau menginginkan setiap guru memiliki tekad dan usaha dalam memberikan keteladanan. Tantangan guru di abad 21 mengharuskan setiap guru menguasai komputer dan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Pendidikan akan membawa perubahan ke arah lebih baik sehingga guru sebagai ujung tombak perlu mempunyai pemahaman yang mendalam dan profesionalitas.

Lima budaya kerja kementerian agama yaitu Integritas (keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik dan benar); Profesionalitas (bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik); Inovasi (Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik); Tanggung Jawab (bekerja secara tuntas dan konsekuen) dan Keteladanan (Menjadi Contoh yang baik bagi orang lain).
Sesudah rehat, Materi Kebijakan Diklat Tenaga Teknis Keagamaan oleh Dr.H.M.Kusasi, M.Pd sebagai Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Ternyata beliau dari Kalimantan Selatan.  Ternyata banyak hal yang perlu kami gali dan benahi terutama dari diri kami sendiri antara lain pola pikir, cara pandang terhadap sesuatu, dan lain sebagainya. Beliau mengupas lima budaya kerja kementerian agama, yaitu:
1.       Integritas (keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik dan benar);
2.      Profesionalitas (bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik);
3.      Inovasi (Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik);
4.       Tanggung Jawab (bekerja secara tuntas dan konsekuen)
5.      Keteladanan (Menjadi Contoh yang baik bagi orang lain).

Barangkali kita perlu mengupas lebih dalam mengenai lima budaya kerja kementerian agama ini kawan.
1.      1. Integritas,
Indikasi positif : bertekad dan berkemauan untuk berbuat yang benar; berpikir positif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsi; Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; Menolak korupsi, suap atau gratifikasi
Indikasi negatif : Melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan; Melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi; menerima pemberian dalam bentuk apapun di luar ketentuan.

2.     2.  Profesionalitas
Indikator positif : Melakukan pekerjaan sesuai kompetensi jabatan; Disiplin dan bersungguh-sungguh dalam bekerja; Melakukan pekerjaan secara teukur; Melaksanakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu; Menerima reward and punishment sesuai dengan ketentuan.
Indikasi negatif : Melakukan pekerjaan tanpa perencanaan yang matang; Melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan tugas dan fungsi; Malas dalam bekerja; Melakukan pekerjaan dengan hasil yang tidak sesuai dengan standar.

3.      Inovasi
Indikator positif : Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjutan; Bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif; Meningkatkan kompetensi dan kapasitas pribadi; Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah; Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif dan efisien

Indikator negatif : Merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai; bersikap apatis dalam merespons kebutuhan stakeholder dan user; Malas belajar, bertanya dan berdiskusi; Bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan.

4.      Tanggung Jawab
Indikasi Positif: Menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu; Berani mengakui kesalahan, bersedia menerima konsekuensi, dan melakukan langkah-langkah perbaikan; Mengatasi masalah dengan segera; Komitmen dengan tugas yang diberikan
Indikasi negatif: Lalai dalam melaksanakan tugas; Menunda-nunda dan/atau menghindar dalam melaksanakan tugas; Selalu merasa benar dan suka menyalahkan orang lain; Menolak resiko atas hasil pekerjaan; Memilih-milih pekerjaan sesuai dengan keinginan pribadi; Menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab.

5.      Keteladanan
Indikasi positif : Berakhlak terpui, Memberikan pelayanan dengan sikap yang baik, penuh keramahan dan adil; Membimbing dan memberikan arahan kepada bawahan dan teman sejawat; Melakukan pekerjaan yang baik dimulai dari diri sendiri
Indikasi negatif : Berakhlak tercela; Melayani dengan seadanya dan sikap setengah hati; Memperlakukan orang berbeda-beda secara subjektif; Melanggar peraturan perundang-undangan; Melakukan pembiaran terhadap bentuk pelanggaran.

Selanjutnya masih pada hari yang sama, kamipun mulai mendapatkan materi Building Learning Commitment (BLC) dari Dr. Monica H. Sudaryati,M.Si.  Dalam mata diklat ini dimaksudkan agar peserta didik mampu menciptakan komitmen tentang kebiasaan dan perilaku yang positif serta menghindari kebiasaan perilaku yang negatif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehinggga akan memperoleh manfaat maksimal dari proses pembelajaran yang diikuti.
Pada pembelajaran mata diklat BLC ini  peserta  diklat diharapkan mampu merumuskan, menyepakati komitmen belajar yang telah disepakati untuk dilaksanakan  dan ditaati pada kegiatan diklat.

Barangkali itulah ceritaku kawan (ah, itu sih terlalu formal mungkin yang tersirat dalam benak kalian) namun aku bangga berada disini, mengikuti diklat bersama narasumber yang pintar-pintar dan peserta hebat.  Jangan bosan menunggu cerita aku nanti ya kawan….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar