Minggu, 25 Agustus 2013

Kenapa harus belajar matematika

Terus terang, tulisan ini diawali dari grup diklat online. Ketika membaca tulisan Buat Apa belajar matematika dan Buat apa Belajar? Sebagai seorang pengajar matematika saya juga sering ditodong siswa saat menyampaikan materi buat apa belajar materi ini? “Kenapa kita harus belajar Bu”? Apalagi di era sekarang, dimana televisi dan game sudah begitu meracuni otak siswa, sehingga belajar seakan jadi bumerang bagi mereka. Sebagai seorang Muslim, untuk menjawab berbagai pertanyaan maka kita harus berpegang teguh pada Al Qur’an dan Al Hadits. 52. Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami[546]; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al A’raaf : 52) [546]. Maksudnya: atas dasar pengetahuan Kami tentang apa yang menjadi kemashlahatan bagi hamba-hamba Kami di dunia dan akhirat. Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat mengenai masalah ilmu. Beberapa ayat dalam Al Qur’an yang berkaitan dengan Ilmu, yaitu: • Kedudukan Ilmu • • Keutamaan ilmu: 2:247, 2:269, 3:7, 4:162, 12:68, 17:107, 22:54, 27:15, 27:40, 27:52, 28:14, 28:80, 29:41, 29:43, 29:49, 29:64, 30:56, 34:6, 39:9, 55:4, 58:11, 96:4 • Kedudukan orang alim: 2:247, 3:18, 4:83, 5:63, 6:105, 7:164, 17:107, 21:7, 22:54, 27:40, 27:52, 28:14, 28:80, 29:41, 29:43, 29:49, 29:64, 35:28, 39:9, 58:11 • Menuntut ilmu dan mengamalkannya: 2:151, 3:137, 5:63, 7:175, 7:176, 9:122, 17:12, 18:66, 20:114, 62:5 • Kebodohan dan akibat orang bodoh: 6:119, 6:144 • Majelis ilmu atau tempat pendidikan • Duduk dalam majelis ilmu: 58:11 • Memutus pembicaraan guru: 18:70, 18:75, 18:78 • Menyampaikan ilmu • Yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir: 9:122, 46:29, 46:30, 46:31 • Hukum menuntut ilmu fardhu kifayah: 9:122 • Menyembunyikan ilmu: 2:144, 2:146, 2:159, 2:174, 3:70, 3:71, 3:75, 3:187, 4:37, 4:46, 4:51, 5:13, 5:15, 5:44, 5:63, 5:67, 6:114, 7:162, 7:169 Jadi jelaslah bahwa hukum menuntut ilmu itu fardhu kifayah. Dalam Q.S.At Taubah ayat 122 yang artinya: 122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Dalam Surat Al-Ashr ayat 1-3 , yang artinya ; ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. Pada ayat lainnya, “ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS: Al Mujaadilah:11) Juga arti ayat berikut, penulis angkat “ Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas”. (QS Al Israa : 12) Belum lagi hadits-hadits menyangkut ilmu, antara lain: Hadits kewajiban mencari ilmu: “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan (HR.Ibnu Abdil Barr) Hadits Menginginkan Kebahagiaan Dunia-Akhirat Harus Wajib dengan Ilmu , yaitu “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akherat, maka wajib baginya memilik Ilmu, dan barang siapa emnghendaki keduanya maka wajib baginya memilik ilmu”. (HR Turmudzi) Hadits lain “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR.Turmudzi) Serta Hadits dari Rasulullah SAW yang berbunyi “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan waktunya adalah dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits) So, ketika ada pertanyaan Kenapa harus Belajar? Kenapa kita harus Belajar matematika? Mudah kita jawab karena belajar/ menuntut ilmu itu wajib dilakukan oleh kita (fardhu kifayah). Kedudukan orang yang berilmu itu lebih tinggi daripada yang tidak berilmu. Jika kita ingin menginginkan kebahagiaan dunia-akhirat wajib dengan ilmu. Terus ketika di berondong pertanyaan oleh siswa kenapa Harus Belajar Matematika? Mudah sekali. Kita hidup di dunia, di keluarga, di pasar dan dimana saja berkaitan dengan matematika (ilmu hitung). Contoh sepele dalam keluarga. Seorang ayah kalau tidak belajar matematika bagaimana tahu menafkahi keluarga, membagi keuangan yang dimilikinya, mengitung zakat penghasilannya. Seorang Ibu menggunakan uang pemberian suami, mengatur agar cukup sehari ataupun sebulan. Seorang anak bagaimana mengatur membelanjakan uang pemberian orang tua. Di luar rumah, ada pasar, sekolah, tempat kerja, lingkungan lain yang perlu matematika. Hari gini nggak bisa berhitung, apa kata dunia? So, belajar matematika dooonk!!! Sehingga ketika penulis masuk kelas VII dan mengajarkan bilangan bulat. Saat ada siswa yang bertanya “kenapa kita harus belajar bilangan bulat Bu, toh nanti juga tidak ada malaikat bertanya bilangan positif ,negatif, serta operasinya yang ribet?” Maka penulis coba jawab bahwa bilangan bulat digunakan salah satunya agar kita mengerti kalau punya hutang (-), punya duit (+), tidak punya apa-apa (0). Sehingga kedepannya kita tidak melakukan korupsi karena kita tahu milik kita dan mana yang bukan. Jawaban lain bisa kita kembangkan. Masuk pelajaran bilangan pecahan, kenapa mesti belajar? Sulit banget, ada komanya (bahasa siswa kalo dikasih pecahan desimal, kelemahan siswaku hingga kelas IX kalo hitungan ada komanya, mereka mati gaya, he..he, maksudnya kesulitan dibanding bilangan bulat), ada persen, dan lainnya. Aku bilang salah satunya agar kalian pintar menghitung zakat kalian, menghitung warisan kalian. Biar nggak berantem sesama saudara akibat ketidaktahuan hitungannya (nggak lah ya,jangan sampai deh karena warisan keluarga pecah). Ketika di kelas IX, masuk pelajaran peluang yang berkaitan dengan benda-benda yang identik dengan judi (ada dadu, kartu, uang logam, dll). Mengapa perlu belajar peluang? Agar siswa tahu bahwa ahli matematika sudah menghitung “Peluang kalah lebih besar daripada peluang menang”. So, jangan pernah berjudi. Di Agama Islam sudah dilarang, dengan ilmu pengetahuan sudah dikaji. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan kritis lain dari siswa yang membuat kita harus arif menjelaskan, apa pentingnya pelajaran yang kita ajarkan. Jadi, kalau ada pertanyaan kenapa harus belajar barangkali tulisan ini bisa jadi jawaban pertanyaan itu, kalau belum puas juga maka tanya ahlinya. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. Al.Imran 110)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar